0 Keranjang
Sudah ditambah ke Keranjang
    Anda memiliki barang di keranjang
    Anda memiliki 1 barang di keranjang
      Total

      Kenapa sih?

      Sudah Ada Sejak Dulu, "Tukar Kemasan" Bukan Hal Asing Lagi Di Indonesia

      Kecap Matahari, produk olahan khas Cirebon yang sudah ada sejak 1965.

      Tanpa kita ketahui ternyata sistem tukar kemasan itu sudah ada sejak dulu lho. Sebuah aktivitas jual beli yang mana konsumen dapat kemasan kosong standar dengan kemasan yang terisi yang biasanya dilakukan di warung lokal ternyata sudah diaplikasikan sejak lama. Beberapa contoh pengaplikasian tukar kemasan ini dilakukan kebanyakan pada produk dapur dan minuman seperti; kecap, cuka, minuman bersoda, teh botol, air minum dalam kemasan galon, hingga gas LPG.


      ​​

      SEKILAS SEJARAH TUKAR KEMASAN DI INDONESIA

      Pada tahun 1879 di Indonesia, sudah banyak botol kaca yang digunakan sebagai kemasan susu sapi. Nah produk susu sapi ini ternyata sudah menggunakan sistem isi ulang yang mengharuskan konsumen untuk menukar botol susu yang telah digunakan dengan botol susu yang sudah disterilisasi dan diisi dengan susu baru. Selain susu, hal ini juga banyak diaplikasikan untuk minuman bersoda dan sirup pada waktu itu. 

      Aneka botol susu dari Echo Farms Dairy (redlegagenda)

      Ternyata dengan menggunakan kemasan tepat guna seperti kaca untuk produk konsumsi ini memberikan banyak keunggulan. Keunggulan ini menguntungkan baik bagi produsen hingga konsumen seperti terjaganya kualitas makanan dengan baik, kemasan yang dapat digunakan berulang kali, dapat didaur ulang, hingga bisa digunakan untuk mengemas berbagai jenis produk.

      Tapi seiring berjalannya zaman, kemasan kaca banyak digantikan dengan kemasan plastik yang lebih murah dan fleksibel. Hal ini pastinya mengurangi budaya tukar kemasan yang sudah ada sejak dulu dan menggantikannya dengan budaya beli-pakai-buang atau lebih dikenal dengan sekali pakai. Hal ini juga yang membuat banyaknya jumlah sampah kemasan sekali pakai yang sekarang menjadi fokus permasalahan dunia.

      Walaupun begitu masih dapat dipercaya bahwa “tukar kemasan” dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah sampah kemasan sekali pakai.  Sama seperti sistem tukar galon air mineral atau LPG yang setiap hari masih kita gunakan di rumah, pembelanjaan dengan tukar kemasan dapat meminimalisasi sampah kemasan sekali pakai yang diproduksi dari konsumsi produk harian kita. Selain mengurangi sampah, dengan tukar kemasan kita dapat memaksimalkan penggunaan kemasan sehingga dapat digunakan berulang kali, dan dengan sistem ini produsen akan melakukan langkah tambahan yaitu memastikan sterilisasi higienitas produk sebelum dijual lagi dipasaran sehingga konsumen dapat menerima produk terbaik setiap saat.

      Oleh karena itu, mari kita mulai tingkatkan kebiasaan baik pakai ulang dengan mengadaptasi sistem tukar kemasan untuk memerangi sampah kemasan sekali pakai bersama-sama.

      #awalkebisaanbaik #pakaiulang #reuse #tukarkemasan #kurangisampah

      Sumber Yang digunakan untuk menulis artikel ini:

      greeneration.org, (Saraswati, 2022), Kompas.com (2019), Liputan6.com, (Prayitno, 2019).

      Sertifikasi RSPO: Upaya Menghindari Terulangnya Sejarah yang Tragis

      Sertifikasi RSPO: Upaya Menghindari Terulangnya Sejarah yang Tragis

      Sebagian besar hutan tropis yang ditebang dan dibakar untuk ditanami kelapa sawit baru menghancurkan habitat banyak spesies rentan yang hidup di bagian dunia ini, salah satunya Orangutan. Foto: thegreatprojects.com

      Minyak kelapa sawit (palm oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang paling sering dijumpai hampir di seluruh produk sehari-hari (makanan, minyak masak, shampoo, sabun, deterjen, hingga produk makeup dan skincare). Minyak yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit 4-10 kali lebih banyak dibandingkan dengan minyak hasil dari tanaman lain pada suatu luasan perkebunan yang sama. Karena sifatnya yang serbaguna dan harganya yang sangat terjangkau ini, minyak kelapa sawit banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama maupun bahan campuran di berbagai produk.

      Minyak Kelapa Sawit, Penghasil Minyak Nabati Tertinggi dan Kaya Manfaat

      Minyak kelapa sawit, penghasil minyak nabati tertinggi dan kaya manfaat. Foto: gapki.id

      Namun, kebutuhan akan minyak kelapa sawit yang tinggi ini seringkali menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan. Mulai dari masalah iklim akibat deforestasi, ketidakseimbangan ekosistem karena berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, hingga masalah sosial di lingkungan sekitar seperti perlakuan yang tak adil terhadap para buruh kelapa sawit.

      Sampai saat ini eksistensi industri minyak kelapa sawit sering menuai pro-kontra, sebab ada sekitar 4,5 juta orang yang hidup dari proses produksi dan pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia.


      Penggunaan Minyak Kelapa Sawit pada Produk-Produk Hepi Circle

      Beberapa produk Hepi Circle masih menggunakan turunan minyak kelapa sawit (palm oil derivatives) sebagai bahan campuran karena selain untuk memangkas biaya produksi, kami juga ingin semua orang dari semua segmen dapat menggunakan produk-produk yang berkualitas dengan harga terjangkau dan tentunya kembali membiasakan diri dengan sistem isi ulang.

      Walaupun begitu, kami tetap memiliki batasan dengan pemakaian seminimal mungkin dan sebutuhnya saja (jika tidak benar-benar butuh, tidak akan kami pakai), serta standar minyak kelapa sawit yang digunakan pada produk kami sebagai bentuk upaya kami dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satunya harus sudah memiliki CSPO (Certificate Sustainable Palm Oil) yang disertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)

      Logo Bersertifikat RSPO

      Logo Bersertifikat RSPO. Foto: rspo.org


      Tentang Sertifikasi RSPO

      Sertifikasi RSPO adalah sertifikasi yang diberikan oleh organisasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) kepada perusahaan untuk menyatakan keberlanjutan atau sustainability atas produknya yang dibuat dari olahan kelapa sawit yang juga ditanam, dipanen, dan diolah secara berkelanjutan. Adapun beberapa kriteria lingkungan dan sosial yang paling penting dan harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menghasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO) yaitu:

      1. Tidak melakukan deforestasi hutan yang memiliki keberagaman tinggi akan flora dan fauna, ekosistem yang rentan, tempat tinggal spesies-spesies langka, serta hutan adat yang menunjang kehidupan suatu komunitas;
      2. Melakukan pengurangan signifikan pada penggunaan pestisida dan api; serta
      3. Memperlakukan para tenaga kerja dengan adil dan upah yang sesuai berdasarkan standar ketenagakerjaan internasional.

      Dalam praktiknya keberadaan minyak kelapa sawit berkelanjutan dapat memberikan dampak yang positif, diantaranya:

      1. Memenuhi kebutuhan pangan global,
      2. Mendukung pangan dengan harga terjangkau,
      3. Mengurangi kemiskinan,
      4. Melindungi hak-hak para tenaga kerja dan komunitas masyarakat,
      5. Membantu melindungi keanekaragaman flora dan fauna, serta
      6. Melindungi ekosistem

      Laporan Tahunan 2018: Menuju Minyak Sawit Berkelanjutan

      Budidaya kelapa sawit berkelanjutan menjadi salah satu kontributor terbesar untuk pengentasan kemiskinan pedesaan di Indonesia, Malaysia dan Afrika. Foto: wilmar-international.com

      Pada tahun 2014, perkebunan kelapa sawit berkelanjutan (sustainable palm oil growers) telah menyediakan 19% dari produksi kelapa sawit dalam skala global, yang mencakup banyak bidang seperti bahan makanan, kosmetik, pembersih, juga bahan bakar. Selanjutnya berdasarkan data RSPO, minyak sawit berkelanjutan yang berhasil diproduksi dunia mencapai 14,31 juta ton yang mana sebanyak 7,46 juta ton atau sekitar 52%, lebih berasal dari produksi sawit Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa ketersediaan kelapa sawit berkelanjutan cukup penting mengingat nilai gunanya yang sangat tinggi dan ruang lingkup penggunaannya yang luas.


      Yang Perlu Diingat

      Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa selain tidak mungkin bisa mengeliminasi minyak kelapa sawit sepenuhnya (sebagai penghasil minyak nabati tertinggi), dengan memboikot minyak kelapa sawit juga akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar terutama dalam segi ekonomi. Yang kita butuhkan saat ini adalah produksi yang lebih berkelanjutan dan tanggung jawab dalam mengonsumsi.

      Maka dari itu langkah yang bisa kita ambil saat ini yaitu dengan lebih selektif lagi saat menggunakan produk dengan minyak kelapa sawit. Pastikan minyak kelapa sawit yang digunakan tersebut sudah bersertifikasi sustainable palm oil (CSPO RSPO), sebab sertifikasi ini menjamin pengolahan yang bertanggung jawab tanpa merusak lingkungan dan melanggar HAM.