Dibalik Harga Produk Yang Kita Beli
Dibalik harga produknya Hepi Circle Kawan pasti pernah bertanya :
“Kenapa sih kita harus beli kemasan standar Hepi Circle secara terpisah pada awal pembelanjaan?”
Jawabannya cukup mudah Kawan, Hepi Circ...
Dibalik harga produknya Hepi Circle Kawan pasti pernah bertanya :
“Kenapa sih kita harus beli kemasan standar Hepi Circle secara terpisah pada awal pembelanjaan?”
Jawabannya cukup mudah Kawan, Hepi Circ...
Reduce, reuse, and recycle—Tiga R pada pengolahan sampah.
Pasti sudah pada kenal dengan Reduce-Reuse-Recycle kan!?
"R" kedua yaitu reuse/pakai ulang, berarti menggunakan kembali se...
Sebagian besar hutan tropis yang ditebang dan dibakar untuk ditanami kelapa sawit baru menghancurkan habitat banyak spesies rentan yang hidup di bagian dunia ini, salah satunya Orangutan. Foto: thegreatprojects.com
Minyak kelapa sawit (palm oil) merupakan salah satu jenis minyak nabati yang paling sering dijumpai hampir di seluruh produk sehari-hari (makanan, minyak masak, shampoo, sabun, deterjen, hingga produk makeup dan skincare). Minyak yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit 4-10 kali lebih banyak dibandingkan dengan minyak hasil dari tanaman lain pada suatu luasan perkebunan yang sama. Karena sifatnya yang serbaguna dan harganya yang sangat terjangkau ini, minyak kelapa sawit banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama maupun bahan campuran di berbagai produk.
Minyak kelapa sawit, penghasil minyak nabati tertinggi dan kaya manfaat. Foto: gapki.id
Namun, kebutuhan akan minyak kelapa sawit yang tinggi ini seringkali menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan. Mulai dari masalah iklim akibat deforestasi, ketidakseimbangan ekosistem karena berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna, hingga masalah sosial di lingkungan sekitar seperti perlakuan yang tak adil terhadap para buruh kelapa sawit.
Sampai saat ini eksistensi industri minyak kelapa sawit sering menuai pro-kontra, sebab ada sekitar 4,5 juta orang yang hidup dari proses produksi dan pengolahan minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia.
Beberapa produk Hepi Circle masih menggunakan turunan minyak kelapa sawit (palm oil derivatives) sebagai bahan campuran karena selain untuk memangkas biaya produksi, kami juga ingin semua orang dari semua segmen dapat menggunakan produk-produk yang berkualitas dengan harga terjangkau dan tentunya kembali membiasakan diri dengan sistem isi ulang.
Walaupun begitu, kami tetap memiliki batasan dengan pemakaian seminimal mungkin dan sebutuhnya saja (jika tidak benar-benar butuh, tidak akan kami pakai), serta standar minyak kelapa sawit yang digunakan pada produk kami sebagai bentuk upaya kami dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satunya harus sudah memiliki CSPO (Certificate Sustainable Palm Oil) yang disertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil)
Logo Bersertifikat RSPO. Foto: rspo.org
Sertifikasi RSPO adalah sertifikasi yang diberikan oleh organisasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) kepada perusahaan untuk menyatakan keberlanjutan atau sustainability atas produknya yang dibuat dari olahan kelapa sawit yang juga ditanam, dipanen, dan diolah secara berkelanjutan. Adapun beberapa kriteria lingkungan dan sosial yang paling penting dan harus dipatuhi oleh perusahaan untuk menghasilkan Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat (CSPO) yaitu:
Dalam praktiknya keberadaan minyak kelapa sawit berkelanjutan dapat memberikan dampak yang positif, diantaranya:
Budidaya kelapa sawit berkelanjutan menjadi salah satu kontributor terbesar untuk pengentasan kemiskinan pedesaan di Indonesia, Malaysia dan Afrika. Foto: wilmar-international.com
Pada tahun 2014, perkebunan kelapa sawit berkelanjutan (sustainable palm oil growers) telah menyediakan 19% dari produksi kelapa sawit dalam skala global, yang mencakup banyak bidang seperti bahan makanan, kosmetik, pembersih, juga bahan bakar. Selanjutnya berdasarkan data RSPO, minyak sawit berkelanjutan yang berhasil diproduksi dunia mencapai 14,31 juta ton yang mana sebanyak 7,46 juta ton atau sekitar 52%, lebih berasal dari produksi sawit Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa ketersediaan kelapa sawit berkelanjutan cukup penting mengingat nilai gunanya yang sangat tinggi dan ruang lingkup penggunaannya yang luas.
Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa selain tidak mungkin bisa mengeliminasi minyak kelapa sawit sepenuhnya (sebagai penghasil minyak nabati tertinggi), dengan memboikot minyak kelapa sawit juga akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar terutama dalam segi ekonomi. Yang kita butuhkan saat ini adalah produksi yang lebih berkelanjutan dan tanggung jawab dalam mengonsumsi.
Maka dari itu langkah yang bisa kita ambil saat ini yaitu dengan lebih selektif lagi saat menggunakan produk dengan minyak kelapa sawit. Pastikan minyak kelapa sawit yang digunakan tersebut sudah bersertifikasi sustainable palm oil (CSPO RSPO), sebab sertifikasi ini menjamin pengolahan yang bertanggung jawab tanpa merusak lingkungan dan melanggar HAM.