Ngapain sih kita ngurangin sampah plastik?
Pernah liat kan kasus kematian paus yang didalamnya ditemukan berton-ton plastik? Atau foto sapi makan plastik? Atau kabar bahwa Indonesia adalah juara 2 plastik terbesar di dunia setelah China?
Foto: detik.com |
Lalu, pernah bayangin ga kalau kita adalah paus atau sapi yang makan plastik? Atau pernahkah kita bertanya-tanya apa bahayanya makan sapi yang konsumsi plastik? Di lain sisi, sampai sekarang kita juga masih sering jadi bahan omongan karena rangking 2 penyumbang plastik terbesar di laut. (Bayangin yang berikut pakai gaya pidato Presiden Soekarno) Bagaimana harga diri kita sebagai bangsa? (Hepi jadi kebawa nasionalis nih!)
Puluhan sapi di TPA Piyungan, Bantul, tampak makan sampah plastik. Foto: Tommy Apriando/ Mongabay Indonesia |
Kemudian mungkin beberapa dari kita pasti mikirnya gini: “Tapi kan plastik bisa di daur ulang (recycle). Tinggal daur ulang aja kan semua plastik-plastik itu. Beres. Kenapa kita harus susah-susah ngurangin plastik? Daur ulang kan bagus, bisa menambah lapangan kerja juga.”
Namun, pernahkah kita bertanya kenapa sampah plastik yang berserakan di got, tong sampah, pinggir jalan, sungai, gunung, danau, lahan kosong, laut, bahkan kamar kita (hayo siapa aja nih?) ga sampai ke pusat daur ulang? Itu karena kita belum punya sistem daur ulang yang memadai, mulai dari kebiasaan kita males buang sampah, buang sampah sembarangan dan asal buang/tidak dipilah-pilah (tuh kan kita lagi…); kurangnya fasilitas dan sumber daya dalam pengelolaan sampah (sdm dan dana); sistem distribusi sampah dari tong sampah sampai tempat pembuangan; murahnya harga sampah tertentu jadi pemulung ga mau kumpulin; dan lain-lain.
Wooowww rumit yaaa? Itu belum seberapa, nanti Hepi akan bahas lebih lanjut soal PR bersama pengelolaan sampah.
Sekarang kita fokus untuk hal gampang (pake banget) yang bisa kita lakukan sehari-hari, setiap hari, secara konsisten (sekali-sekali lupa ga apa-apa kok, namanya belum biasa). Yang paling PENTING, kita mulai dari yang kecil dulu, dari diri kita sendiri. Trus nanti nular deh ke temen-temen, terus temen-temen nularin ke temen-temen lainnya, terus dan terus dan terus sehingga sampah akan berkurang dari upaya kolektif kita semua. Dan yang paling gampang adalah…. (jeng jeng jeng jeng)
- mulai dari bilang: “ga pake sedotan ya” saat kamu pesen minum (soalnya biasanya kan auto dikasih sedotan)
- jajan di warung ga pakai dibungkus (makan ditempat)
- minta pakai piring keramik/melamin/plastik yang bisa dipakai ulang pas makan ditempat (kalo Hepi kadang-kadang kalo lagi semangat-semangatnya suka ga jadi jajan di warung yang ga nyediain piring yang bisa dipakai ulang walaupun makanannya uenakk banget huhuhu -beginilah perasaan campur aduk ketika harus memilih makanan enak atau ngurangin plastik)
- dan bawa tas belanja sendiri.
|
Sebenernya masih banyak yang bisa kita lakukan, tapi pelan-pelan dikerjakan dari soal yang mudah terlebih dahulu (duh, Hepi jadi inget ujian sekolah, hehe…).
Oke, tetap semangat ya teman Hepi! Selalu ingat rasa hepi kalau kita udah jadi bagian dari Indonesia yang lebih bersih.
Semoga kita semua hepi selalu!